Mari Berbagi Pengetahuan di Sini

Senin, 05 Desember 2011

BERITA

 Sebuah berita ditulis tidak hanya karena merupakan peristiwa besar. Lebih dari itu berita disampaikan terutama melalui tulisan merupakan bagian dari kerja jurnalistik dalam  menyampaikan informasi penting bagi masyarakat. Dengan informasi ini, dalam bentuk paket berita, masyarakat bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan bertindak berdasarkan informasi dari media massa itu. Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.
A.    Menulis Berita
Menulis adalah pekerjaan seni. Namun karena berita meyajikan fakta-fakta yang dapat mempengaruhi masyarakat, maka ada kaidah-kaidah tertentu yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang wartawan.
Ada perbedaan dalam menulis berita pada surat kabar dan siaran radio atau televisi. Begitu pun juga pada majalah. Berita pada surat kabar, meski tertulis dan dapat disimpan lama, terbatas pada halaman surat kabar tersebut.  Karena itu, penulis harus menghindari uraian yang terlalu panjang, karena akan mengakibatkan kejenuhan pada pembaca. Berita radio dan televisi hanya didengar dan dilihat sekilas. Konsumen berita radio dan televisi hanya bisa membayangkan kejadian yang diberitakan, tidak bisa menyimpannya seperti surat kabar. Untuk itu, pemilihan diksi yang tepat dapat membantu masyarakat untuk cepat menangkap maksud atau isi berita.
Syarat untuk menulis berita yang baik untuk surat kabar, radio maupun televisi harus menggunakan kalimat yang Tepat-Ringkas-Jelas-Sederhana-Dapat Dipercaya.
Berita harus tepat artinya pemilihan kata-kata dalam menyusun kalimat berita harus tepat dan benar. Hindari penggunaan kata-kata ilmiah yang kemungkinan tidak dimengerti oleh khalayak ramai. Gunakan kata-kata yang sudah familiar. Jika narasumber memberikan informasi dengan kalimat-kalimat klise, maka sudah menjadi tugas wartawan untuk menyajikan informasi tersebut dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami.
Berita harus ringkas artinya dalam menyusun kalimat untuk naskah berita, harus menggunakan kalimat yang ringkas, tidak berbelit-belit, dan hindari kata-kata yang tidak perlu. Hindari penggunaan kalimat majemuk karena akan terjadi pemborosan kata-kata. Menulis berita yang ringkas belum berarti sedikit. Tidak perlu bertele-tele dan tidak perlu menjelaskan hal-hal yang sudah jelas.
Berita harus jelas artinya susunan kalimat berita harus dirangkai secara tepat dan mengandung arti yang jelas. Hindari penggunaan istilah asing atau bahasa daerah yang tidak dimengerti oleh masyarakat luas. Agar berita mudah dimengerti, gunakan unsure 5W+H. berita yang jelas berarti tidak menyembunyikan hal-hal atau sesuatu yang bersifat negative dan tidak memihak. Hal-hal yang dimasukkan dalam berita adalah fakta, kepentingan public dan kebenaran.

Berita harus sederhana artinya susunan kata dan rangkaian kalimat dibuat sesederhana mungkin dan harus sesuai dengan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang kata-katanya cukup etis atau masuk akal, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan standar bahasa yang sudah dibakukan.
Yang terakhir, berita harus dapat dipercaya. Artinya semua kalimat yang terdapat dalam berita harus mempunyai arti dan makna yang benar dan masuk akal. Jangan membuat berita yang belum tentu kebenarannya, karena akan memancing emosi public jika pada akhirnya yang terjadi tidak sesuai dengan yang diberitakan.
Selain syarat-syarat di atas, sebuah berita yang ditulis juga harus memperhatikan keakurasian datanya. Apa yang ditulis oleh seorang wartawan, kemungkinan akan mempengaruhi keputusan seseorang. Oleh karena itu, akurasi atau ketepatan data-data harus selalu diperhatika oleh seorang wartawan. Akurasi dalam nama, tempat, peristiwa, waktu dan keterangan saksi dalam berita itu menjadi pilar penting. Tanpa akurasi, sebuah media massa akan ditinggalkan oleh pembacanya, dan jika sudah tidak ada pembaca, maka media massa tinggal menunggu mati.

B.    Struktur Berita
Struktur berita sangat ditentukan oleh format berita yang akan ditulis. Struktur berita langsung berbeda dengan berita ringan dan berita kisah. Tetapi, untuk berita langsung, menurut Bruce D. Itule dan Douglas A. Anderson, struktur yang lazim hanya satu, yaitu piramida terbalik (Itule dan Anderson 1987: 62-63). Berikut ini uraian.
Lead menunjukkan bagian permulaan berita yang paling penting. Piramida terbalik menunjukkan bagian yang penting dari sebuah berita pada bagian awal dan makin ke bawah makin kurang penting. Dengan perkataan lain, seiring dengan menyempitnya piramida terbalik, berkurang pula arti penting beritanya. Struktur seperti ini, selain memudahkan dalam mengenali inti berita, juga memudahkan potongan bagian yang tidak mungkin termuat.
Sedangkan untuk berita ringan, kemungkinannya ada dua, yaitu:
 
Struktur yang pertama menunjukkan bahwa semua bagian berita sama pentingnya. Struktur ini sering menyertakan sub judul pada bagian body. Struktur ini cocok untuk menyajikan berita secara kronologis. Struktur yang kedua memperlihatkan body yang semakin kebawah semakin menyempit. Artinya, berita yang disajikan semkain kebawah semakin berkurang tingkat kepentingannya. Tulisan yang berada paling akhir pada struktur seperti ini biasanya hanya sebagai pelengkap.
Struktur-struktur berita tersebut dapat dipandang sebagai kerangka berita, yang tentunya akan diisi dengan fakta-fakta. Dalam mengisi kerangka berita, satu hal yang perlu diperhatika adalah keterkaitan ide yang dikandung satu alinea dengan ide yang dikandung alinea berikutnya. Bila keterkaitan tersebut tidak ada, maka berita yang disajikan tidak akan mengalir dengan baik, akan tersendat-sendat. Fakta yang ada, jika sebuah tulisan tidak mengalir, maka tidak akan disenangi oleh pembaca atau khalayak ramai.
C.    Gaya Penulisan Berita

Seorang penulis berita tentu bukan seorang yang berperan sebagai sastrawan dengan penulisan non fiksi. Berita didasarkan pada fakta-fakta yang jelas. Berita merupakan laporan atas peristiwa aktual. Namun tidak menghilangkan kesempatan untuk tetap menuangkan berita dalam gaya yang menarik. Sebuah berita bisa membangkitkan harapan, kesedihan, tertawa atau juga rasa gemas. Berita yang ditulis dengan style tetapi tetap berprinsipkan pada akurasi dan kejelasan akan memperkaya para pembacanya. Berita tidak semata-mata tulisan asal jadi dengan memenuhi kriteria pemberitaan. Berita yang ditulis juga pada tingkat tertentu seharusnya juga menjadi semacam karya tulis bernilai seni.

Dalam dunia jurnalistik ada 2 bentuk tulisan yang biasa disajikan.Yaitu straight news ( Berita langsung ) atau Feature news ( Berita khas ).Ciri dari bentuk berita langsung adalah singkat dan actual.Nilai berita ini yang paling kuat adalah nilai aktualitasnya.Untuk membuat berita langsung sangat mutlak membutuhkan kelengkapan 5W+1H dan bentuk tulisan pada umumnya menganut gaya piramida terbalik.Karena bagian terpenting/pokok utama tulisan berada paling atas,atau paragraf pertama tulisan yang dinamakan lead.Dan paragraf berikutnya hanya penjelasan dari paragraf pertama.Untuk berita langsung di lead inilah pokok bahasan utama berada.Digunakan gaya demikian agar pembaca dapat langsung memahami apa maksud berita tersebut tanpa harus membaca tulisan secara keseluruhan sampai akhir.

Bentuk tulisan yang kedua adalah bentuk Feature (Berita khas) yang terkadang disebut juga berita berkisah.Ini dikarenakan gaya penulisannya berkisah tentang fakta tertentu yang menarik imajinasi pembaca untuk masuk ke tema yang dibahas.Bentuk tulisan feature tidak terpaku pada bentuk piramida terbalik.Justru mengharapkan pembaca mengikuti dengan seksama dari awal hingga akhir tulisan.Kalau diberita langsung (straight news) pembaca cukup membaca paragraph awal tulisan,maka di dalam feature justru inti tulisan baru ditemukan bila membaca dari awal hingga akhir.Dalam penulisan feature agar tidak tersesat kemana mana,tentukan dulu angle/sudut pandang tulisan yang akan memandu arah tulisan.

Referensi lain menyebutkan adanya empat gaya yang biasa digunakan oleh para wartawan dalam menyajikan berita yang didapatkannya. Berikut akan diuraikan satu persatu.
1.    Gaya Memaparkan
Gaya memaparkan adalah suatu gaya penulisan berita yang bertujuan memaparkan kejadian atau peristiwa yang terjadi, dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan-penjelasan. Ini biasanya terdapat pada berita-berita singkat.
2.    Gaya Menjelaskan
Gaya menjelaskan adalah bentuk gaya penulisan berita yang cenderung menguraika suatu peristiwa atau kejadian sejelas-jelasnya. Gaya berita ini, lebih senang memberi bumbu-bumbu dengan data lain atas peristiwa yang terjadi. Dalam penerbitan surat kabar biasanya disebut laporan.
3.    Gaya Mengartikan
Gaya mengartikan merupakan gaya penulisan berita yang tidak hanya berdasarkan peristiwa atau kejadian saja, tetapi cenderung ditambah dengan uaraian serta komentar-komentar. Biasanya gaya penulisan berita seperti ini lebih panjang dan menarik. Ini karena data yang didapatkan bisa ditambahi atau dikomentari oleh orang lain. Kelebihan gaya penulisan ini, bisa mengambil kembali peristiwa atau kejiadian lama untuk diperbaharui kembali dengan berbagai komentar dan pendapat. Gaya penulisan ini biasanya terdapat pada penerbitan majalah bulanan.
4.    Gaya Memeperdalam
Gaya memperdalam adalah gaya penulisan berita yang cenderung memperdalam peristiwa atau kejadian yang ada dengan penyelidikan lebih mendalam. Gaya penulisan seperti ini lebih menitikberatkan pada pengembangan kejadian atau peristiwa yang terjadi. Data dari peristiwa awal yang didapat oleh penulis hanya digunakan sebagai landasan untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar