Mari Berbagi Pengetahuan di Sini

Senin, 05 Desember 2011

KEWARTAWANAN

A.    Pengertian Wartawan dan Kewartawanan
Wartawan adalah orang yang bekerja dan mendapat nafkah sepenuhnya dari media massa. Tugas pokoknya sebagai peliput, penyusun berita, dan menyebarkan berita. Wartawan disebut juga juru warta, jurnalis, reporter, newsgatter, press-man, kuli tinta, nyamuk pers, komunikator massa, dan pembela kepentingan rakyat.
Dalam sumber lain yang dipetik dari http://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan, wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirim dan dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dipublikasikan dalam media massa seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber berita untuk ditulis dalam laporannya adalah laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. Dari  beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa wartawan adalah orang yang secara rutin mencari informasi untuk diberitakan kepada khalayak secara obyektif.
Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 1996, pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa kewartawanan ialah pekerjaan/ kegiatan/ usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengelolaan dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan, radio, televisi dan film. Sedangkan dalam pengertian sempinya, kewartawanan bias difahami sebagai kegiatan yang berhubungan dengan bentuk penulisan untuk media komunikasi massa.
Dalam istilah ini dikenal istilah new journalism atau jurnalisme baru. Jurnalisme baru di sini bukanlah berarti kewartawanan baru, tapi yang dimaksud di sini adalah bentuk baru karya tulis untuk media komunikasi massa. Journalism atau jurnalisme ini mengandung beberapa unsure di antaranya pemberitaan, yakni segala sesuatu yang erat kaitannya dengan cara memperoleh bahan berita yang factual dari suatu kejadian actual dan dituangkan dalam bentuk tulisan.

Tulisan dalam http://ovhy-net.blogspot.com/2010/02/tugas-jurnalis.html menjelaskan bahwa seorang wartawan dituntut untuk dapat memenuhi persyaratan tertentu, di antaranya sebagai berikut:
•    memiliki kecerdasan,
•    memiliki rasa ingin tau yang tidak ada habis-habisnya,
•    peduli terhadap masyarakat,
•    menaati kode etik yang telah ditetapkan dalam organisasi, dan
•    berani untuk berbeda pendapat dengan pihak yang berkuasa.

Dalam http://www.kabarindo.com/?act=dnews&no=4140, Ir. Tifatul Sembiring berpendapat bahwa standar kompetensi wartawan yang ideal adalah sebagai berikut:
1. Visi tentang kewartawanan (Dunia Jurnalistik)
2. Pendidikan dan Skill
3. Kemampuan Berkomunikasi
4. Punya Etika dan Moral

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang wartawan yang ideal adalah seorang wartawan yang memiliki visi tentang kewartawanan (yang dapat menjalankan fungsi dan tugas dari wartawan itu sendiri), berpendidikan dan memiliki skill (dalam hal ini memiliki kecerdasan), memiliki rasa ingin tahu dengan tanpa batas, peduli terhadap masyarakat, berani memiliki pendapat yang berbeda dengan orang yang memiliki kuasa, serta memiliki etika dan moral yang baik.

B.    Jenis-Jenis Wartawan
Secara garis besar jenis wartawan dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1.    Wartawan Profesional
Wartawan professional adalah wartawan yang menjadikan kegiatan kewartawanan sebagai profesi. Tugas tersebut dilaksanakan sebagai profesi atau pekerjaan.
2.    Wartawan Free Lance
Wartawan free lance adalah wartawan yang tidak tergantung pada satu kabar atau berita saja. Ia melakukan tigas kewartawanan. Sedangkan karyanya disalurkan ke berbagai media. Jadi tidak terikat oleh satu penerbitan atau satu surat kabar.
3.    Koresponden
Istilah ini sering dipakai untuk menyebut wartawan yang bertugas di daerah dan tidak berada pada satu kota dengan pusat penerbitan. Mereka bekerja dan menulis berita dan dikirim melalui pos, facsimile, modem, telephon, dan sarana komunikasi lainnya.
4.    Wartawan Kantor Berita
Wartawan kantor berita adalah seorang wartawan dari satu kantor berita atau new pers agency. wartawan ini mencari berita untuk suatu kantor berita kemudian beritanya di salurkan atau dijual ke berbagai lembaga penerbitan yang membutuhkan.

Selain, keempat jenis wartawan yang telah dijelaskan secara umum sebelumnya ternyata masih ada beberapa jenis wartawan yang dapat kita lihat sebagai berikut.
1.    Wartawan Diplomatik
Wartawan diplomatik adalah wartawan yang ditugaskan untuk meliput kegiatan-kegiatan atau sidang-sidang parlemen, mewawancarai menteri, diplomat asing, pembesar asing, dan kegiatan kenegaraan yang bersipat politis. Untuk menjadi wartawan jenis ini diperlukan disiplin ilmu yang bagus, tatak rama tinggi, keberanian mental yang tangguh, dan gaya diplomasi yang lancar, karena yang mereka hadapi bukan orang biasa, tapi para pembesar yang tentu saja memiliki disiplin ilmu dan tata krama yang berbeda dengan yang lainnya.
2.    Wartawan Photo
Wartawan photo adalah wartawan yang ditugaskan untuk memotret kejadian-kejadian atau tempat-tempat penting. Berbeda dengan wartawan pada umumnya, wartawan photo menggunakan kamera sebagai alat utamanya, mereka biasanya menyertai wartawan biasa untuk meliput suatu peristiwa atau kegiatan tertentu. Setelah melalui seleksi yang ketat, foto dimuat dalam surat kabar atau majalah.
3.    Paparazi
Paparadaiza adalah wartawan foto lepas yang tidak terikat media tertentu. Dia menjalankan profesinya atas nama pribadi dan biasanya yang menjadi sasaran adalah para selebritis yang memiliki nilai jual tinggi. Untuk menjalankan aksinya, tak jarang mereka rela diam berjam-jam bahkan mungkin berhari-hari mengintip selbritis beraktivitas.
4.    Wartawan Lepas
Wartawan lepas adalah wartawan yang tidak menjadi staf salah satu surat kabar, tetapi menyumbangkan tulisan-tulisan/berita, ada juga yang mewakili beberapa penerbitan pers sekaligus.
5.    Wartawan Perang
Wartwan perang adalah wartawan yang ditugaskan ke garis depan suatu medan pertempuran. Kantor Berita Reuteur, Associated Pers, Agence France Presse, United Press Internasional, mempunyai banyak wartawan perang. Untuk menjadi wartawan jenis ini harus berani mati karena medan yang mereka hadapi sarat resiko kematian. Mereka berhadapan dengan mesin pembunuh dan para tentara yang kadang tak kenal siapa kawan dan siapa lawan.

C.    Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Keewartawanan
Wartawan adalah profesi yang mulia jika oknum-oknum yang menggeluti pekerjaan itu mampu mengimplementasikan norma-norma dan kaidah etika jurnalistik dengan baik. Sebagai manusia biasa dia juga punya keterbatasan dan kekurangan. Karena itu wartawan bukan Tuhan tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Hanya saja dalam menjalankan profesi sebagai Insan pers sejatinya oknum wartawan dapat meminimalisasi tingkat kesalahan dilapangan. Jika tidak konsekwensinya adalah oknum wartawan atau Pers bisa menjadi cemohan dan krisis kepercayaan publik terhadap Pers.
Tantangan yang terberat dihadapi oknum wartawan dalam menjalankan profesinya adalah  mentalitas, rendahnya gaji dan tidak tahan godaan yang bisa mempengaruhi kenetralan sebuah berita. Oknum wartawan pun seringkali menciptakan peta konflik dilapangan. Seiring dengan perkembangan kemajuan tehnologi informasi dan menjamurnya media massa dan oknum wartawan tanpa diimbangi satu pendidikan jurnalistik yang memadai melahirkan oknum wartawan yang kerap bertindak menyimpang dari fungsi dan tugas pokoknya sebagai seorang jurnalis.
Tentu saja problem ini merupakan tanggungjawab para lembaga pers dan organisasi pers yang tidak seenaknya merekrut calon-calon wartawan. Kalau ingin kredibilitas media di mata publik tidak dinilai miring, maka para pelaku media dan organisasi pers patut melakukan terus pembinaan kepada anggota-anggotanya. Jika tidak maka dunia pers akan kehilangan muka di depan public dan krisis kepercayaan publik terhadap pers akan mengancam kelangsungan hidup pers itu sendiri. Konsekuensi yang muncul adalah hanya media yang mampu eksis dan bertahan yang bisa memberi informasi yang benar dan akurat. Sebaliknya publik akan meninggalkan media yang hanya bisa memberi informasi sensaional dan murahan.
Dengan demikian tak ada pilihan kecuali oknum wartawan harus mampu menjalankan profesinya dengan proporsional,obyektiv dan profesional. Karena dengan cara kerja yang profesional akan melahirkan sebuah kualitas dan mutu berita yang bisa dipercaya oleh publik. Tentu caranya tidak mudah untuk menjadi seorang jurnalis yang profesional. Butuh proses yang panjang dan pendidikan tentang jurnalistik yang memadai, serta jam terbang yang cukup untuk menempa kepribadian seorang jurnalis tersebut.
Berbagai tantangan kerap dihapai seorang jurnalis mulai prilaku dan sikap sehari-hari yang terkadang mempengaruhi dalam setiap tugas seorang wartawan. Jika sikap mental tidak dibagun dengan baik maka akan melahirkan satu arogansi yang bisa mencederai profesionalisme. Sikap arogan dan seolah-olah memiliki satu kekuatan yang tak dapat disentuh oleh wilayah hukum merupakan bentuk pemikiran yang sangat keliru dalam menilai dan memandang tugas wartawan yang sebenarnya. Tolok ukur keberhasilan  wartawan dalam dunia jurnalistik ditentukan oleh kuantitas karya  yang mendukung kualitas pengabdian profesi.
Salah satu cara mencapai kepandaian dalam peliputan, wartawan setidaknya perlu memahami prinsip dalam system pekerjaannya, mengembangkan system manjemen informasi yang paling sesuai dengan berbagai kelebihan yang dimilkinya. Kemudian wartawan juga harus mengembangkan kemampuan tersebut untuk menutupi atau bahkan menghilangkan kelemahan yang ada dan menjadi hambatan saat melakukan peliputan.
Adapun prinsip dasar pekerjaan kewartawanan secara ringkas terbagi dalam empat tahapan utama yang biasa disebut sebagai system GEDE (Gathering, Edithing, Distributing, dan Evaluating), yaitu:
1.    News gathering, adalah proses awal dari system pemberitaan berupa tahapan satu organisasi media massa yang diwakili wartawannya mulai mengumpulkan berita.
2.    News editing, adalah proses lanjutan dari system pemberitaan berupa tahapan dari satu media massa yang diwakili oleh para redaktur melakukan penyuntingan berita.
3.    News distributing, adalah proses akhir dari system pemberitaan berupa tahapan satu organisasi media massa untuk menyebarkan berita kepada publiknya.
4.    News evaluating, adalah hal yang berkaitan dengan system media masssa yang senantiasa berupaya untuk mengembangkan mutu sehingga menerapkan pola analisis isi yang biasanya ddilakukan oleh stu unit  atau divisi khusus dalam system keredaksian.
D.    Fungsi dan Tugas Wartawan
Fungsi dan tugas wartawan pada dasarnya ada tiga, yaitu:
1.    Peliput
Seorang wartawan berfungsi sebagai peliput setiap peristiwa yang terjadi untuk menjadi bahan berita.
2.    Penyusun
Peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik buat publik.
3.    Penyebar informasi
Berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu menjadi informasi buat mereka.

Blog ovy dalam http://ovhy-net.blogspot.com/2010/02/tugas-jurnalis.html menambahkan bahwasannya fungsi dan tugas wartawan adalah sebagai berikut.
1.    Menyajikan informasi,
2.    Memberikan pendidikan,
3.    Memberikan hiburan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar