Mari Berbagi Pengetahuan di Sini

Senin, 19 Desember 2011

Jenis-Jenis Kalimat

A.    Berdasarkan Pengucapannya
Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua macam yakni:
1.    Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan gaya pengucapan orang lain. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan petik dua (“…”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
    Ibu berkata, “Rohan, jangan meletakkna sepatu di sembarang tempat.”
    “Saya gembira sekali”, kata Ayah, “karena kamu lulus ujian.”
2.    Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak lagi dtandai dengan adanya tanda petik dua dan sudah diubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
    Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
    Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.    Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Berdasarkan jumlah frasa atau struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.    Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu poal (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
a.    Kalimat nominal; kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh: Saya seorang guru.
b.    Kalimat verbal; kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh: Victoria bernyanyi.
c.    Kalimat adjektival; kalimat yang predikatnya berupa kata sifat.
Contoh: Dia cantik sekali.
d.    Kalimat numeral; kalimat yang perdikatnya  berupa kata bilangan.
Contoh: Adiknya ada dua.
2.    Kalimat majemuk.
Kaliamt majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik koordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
a.    Kalimat mejemuk setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.  Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yakni:
    KMS penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang digabungkan oleh kata dan atau  serta.
Contoh:
•    Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
•    Ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang lain ikut memberikan ucapan bela sungkawa.
    KMS pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan dengan kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan.
Contoh:
•    Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan Jepang termasuk negara maju.
•    Bukan saya yang memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
    KMS pemilihan. Dua kalimat atau lebih yang dihubungkan dengan kata atau.
Contoh: Makalah ini harus dikumpulkan besok atau minggu depan.
    KMS penguatan. Dua kalimat atau lebih yang dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh: Pencuri itu tidak hnaya dipukui oleh masyarakat setempat,               bahkan dia disiksa dengan sadis.
    KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggalyang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian tingkat SMP.
b.    Kalimat majemuk bertingkat (KMB).
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).  Sedangkan bagia ynag lebuh rendah kedudukannya, disebut sebagai klausa sematan (anak kalimat).
Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi oleh alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
-    Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data kalimat itu
-    Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi alat-alat modern.
c.    Kalimat majemuk campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk stara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh: Kami pulang,tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
-    KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja
-    KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
C.    Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Berdasarkan isi atau fungsinya, kalimat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1.    Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam kalimat lisan, biasanya ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah:
•    Kalimat perintah biasa, ditandai denganadanya partikel lah.
Contoh: Gantilah bajumu!
•    Kaliamt larangan, ditandainya dengan adanya kata jangan.
Contoh: Jangan membuang sampah sembarangan.
•    Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah.
2.    Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang memberitakan sesuatu. Dalam penulisannya biasanya ditandai dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya di tandai dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita:
•    Kalimat berita kepastian.
Contoh: Nenek akan dating dari Bandung besok pagi.
•    Kalimat berita pengingkaran.
Contoh: Saya tidak akan dating pada acara ulang tahunmu.
•    Kalimat berita kesangsian
Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
•    Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh:Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.
3.    Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, di  mana, berapa, kapan.
Comtoh:
•    Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya?
•    Kapn Anita akan kembali dari Bau-bau?
4.    Kalimat seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalanya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh:
•    Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
•    Bukan main, eloknya.
D.    Berdasarkan Unsur Kalimatnya
Berdasarkan unsur kalimatnya, kalimat dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:
1.    Kalimat lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yng sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subjek dan satu buah predikat. Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh:
•    Mahasiswa berdiskusi di kelas.
    S    P    K
•    Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
S    P                O
2.    Kalimat tidak lengkap.
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yan tidak sempurna karena hanya memiliki subjek saja atau predikat saja, atau objek saja, atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
•    Selamat sore!
•    Silakan masuk.
•    Kapan menikah?
•    Hei, kawan….
E.    Berdasarkan Susunan S-P
Berdasarkan susunan subjek predikatnya, kalimat dapat dibedakanmenjadi dua macam, yakni:
1.    Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
•    Ambilkan Koran di atas kursi itu!
•    Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
2.    Kalimat inversi
Kalimat inverse adalah kalimat yang susunan dari unsure-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
•    Penelitian ini dilakukan sejak dua bulan yang lalu.
•    Aku dan dia bertemu di kafe ini.
F.    Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Berdasarkan bentu gaya penyajiannya (retorikanya), kalimat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.    Kalimat yang melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dan diawali oleh unsure utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsure tambahan (anak kalimat). Unsure anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsure anak klaimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh:
•    Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
•    Semua warga Negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri iniberjalan dengan tertib dan aman.
2.    Kalimat yang klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut di susun dan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya saja. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan membentuk ketegangan.
Contoh:
•    Karena sulit kendaraan, ia terlambat datang ke kantornya.
•    Setelah 1.139 hari hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya ketiga sandera tersebut dibebaskan.
3.    Kalimat yang beirmbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat meajemuk setara dan kalimat majemuk campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
•    Jika stabilitas nasioanal mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
G.    Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan atau tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati awalan me- saja), misalnya pergi, tidur, madi dan lain-lain (kecuali makan dan minum).
Contoh:
•    Mereka akan berangkat besok pagi.
•    Kakak membantu ibu di dapur.
Kaliamt aktif terbagi dua, yakni:
a.    Kalimat aktif transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh ebjek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan me- dan selalu dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci piring.
b.    Kalimat aktif intransitif
Kalimat aktif intransitive adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Pada kalimat ini biasanya berawalan ber-. Klaimat ini tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
•    Mereka berangkat minggu depan.
•    Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
c.    Kalimat semi transitif
Kalimat semi transitif adalah kalimat yang tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif  karena kalimat ini tidak dilengkapi dengan objek, melainkan pelengkap.
Contoh:
•    Dia kehilangan pensil.
•    Andri selalu mengendarai sepeda ke kampus.
2.    Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- serta diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dibedakan menjadi dua macam, yakni:
a.    Kalimat pasif biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-, ter-, ke-an.
Contoh: Piring dicuci Eni.
b.    Kalimat pasif zero
Kalimat pasif zero adalah  kalimat yang objek pelakunya (O2)melekat dengan O1 tanpa disisipi  dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran –kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapar berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubunagn dengan kalimat baku.
Contoh:
•    Ku pukul adik.
•    Akan saya sampaikan pesanmu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar