Psikolinguistik adalah gabungan dua disiplin ilmu yaitu psikologi dan linguistik. Dalam psikolinguistik dipelajari factor-faktor psikologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, memahami dan menggunakan bahasa. Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya. Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa dalam hal pemerolehan bahasa.
Terdapat beberapa teori yang membahas mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurture. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada kognisi). Sedangkan nurtur dalam perolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu. Dalam proses pemerolehan bahasa ada beberapa mekanisme yang harus dilalui. Adapun mekanisme-mekanisme dalam perolehan bahasa adalah sebagai berikut.
Terdapat beberapa teori yang membahas mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurture. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada kognisi). Sedangkan nurtur dalam perolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu. Dalam proses pemerolehan bahasa ada beberapa mekanisme yang harus dilalui. Adapun mekanisme-mekanisme dalam perolehan bahasa adalah sebagai berikut.
• Imitasi
Imitasi dalam perolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun kosa kata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. Imitasi yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis (mimikri) hal yang dilakukan orang lain, tapi anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.
• Pengkondisian
Mekanisme perolehan bahasa melalui pengkondisian diajukan oleh B.F Skinner. Mekanisme pengkondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu kosa kata awal yang dimiliki oleh anak adalah kata benda.
• Kognisi sosial
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata (semantik) karena secara kognisi ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme atensi bersama. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.
Teori pemerolehan bahasa terbagi menjadi empat yang meliputi teori behavioris, teori mentalis, teori kognitif, dan teori interaksionalis. Keempat teori ini dapat digunakan sesuai dengan keperluan kita untuk meneliti seorang anak. Pertama, Teori behaveoris adalah teori yang berhubungan dengan kebiasaan pengucapan bahasa yang sering didengar oleh seorang anak. Di sis lain Teori ini berpendapat bahwa psikolinguistik adalah satu teori pembelajaran berdasarkan bahasa yang dianggap sebagai satu sistem tabiat dan kemampuan yang menghubungkan isyarat dengan perilaku. Dipelopori oleh Blomfield dalam bukunya Language (1933). Penguasaan bahasa dilakukan melalui latihan, bukan semata-mata ilmu . Teori ini menganggap bahasa sebagai peraturan-peraturan yang mempunyai tatabahasa yang sistematik dan senantiasa mengalami perubahan. Aspek lisan diberi perhatian. Memberi penekanan pada penguraian jenis pola ayat atau analisis konstituen terdekat. Teori ini mempunyai prinsip bahwa bahasa lisan adalah bahasa yang diutamakan yang berasal dari tabiat/ kebiasaan.
Kedua, teori kedua ini merupakan sebuah teori yang berhubungan dengan bagaimana cara pemerolehan bahasa pada anakberdasarkan keadaan batin atau cara berpikir dan berperasaan pada anak. Teori ini biasa disebut deng an teori mentalis. Teori ini bergantung pada baik-tidaknya kondisi batin seorabg anmak. Apabila kondisi batin dan pemikiran anak baik dan positif maka akan banyak bahasa yang dapat diproduksinya. Sedangkan apabila kondis batin adalah sebaliknya.
Ketiga, teori kognitif. Teori ini adalah sebuah teori yang berpendapat bahwa pemerolehan bahasa pada anak melalui proses pembelajaran dan latihan setiap harinya. Pemahaman seorang anak terus dikembangkan untuk memahami suaut nahasa.
Terakhir, teori interaksionalis adalah suatu teori pemerolehan bahasa yang didasarkan pada proses interaksi seorang anak dengan manuasia lain. Dapat kita melihat di sekitar kita bagaimana seorang anak memperoleh bahasa dari lingkungan sekitar. Baik itu lingkungan ibunya dalam ranah yang agak sempit maupun pada ranah lain yang sifatnya sangat penting dengan tingkat pemerolehan bahsa pada anak. Lihat saaja anak yang berusia 1 tahu 6 bulan yang bernama Zahra (anak yang menjadi obyek penelitian kami). Setelah melalui satu minggu dalam pencarian data dari adik imut ini, kami menemukan banyak hal. Di antaranya, dengan keakrabannya pada lingkungan keluarga dan keseringannya berinteraksi dengan dunia tersebut menjadikan semua bahasa yang diperolehnya hamper seluruhnya ada kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan setiap orang.
Sesuai dengan hasil penelitian kami, Zahra setidaknya sudah mampu mengucapkan semua huruf vocal walaupun ada beberapa yang belum diucapkannya dengan sempurna, yakni huruf “E” dan “O”. Sedangkan pada konteks huruf konsonan, hanya beberapa huruf yang dapat diucapkannya dengan baik. Misalnya huruf “B, C, D, P, M, N, S (bila berada di ujung kata), T, K, dan H”. Selebihnya belum dapat diucapkannya dengan baik. beliTerutama pada huruf getar seperti R dan lateral L.
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari hasil pengamatan saya pada Zahra selama kurang lebih satu minggu ini adalah Zahra adalah seorang anak yang aktif walaupun dia tak sesakti BAIM. Dia mampu mengucapkan kata-kata yang sering didengarnya dari interaksi social di sekitarnya. Misalnya pada lingkungan sekitarnya sering menggunakan kata pedis (karena dia berada pada lingkungan penjual), beli, mi, bau, dan lain-lain. Kata-kata tersebut diucapkannya dengan tidak sempurna. Misalnya kata “pedis” diucapkannya dengan “edis”, kata “beli” diucapkannya dengan kata “bei”. Walaupun sebenarnya dia sudah mampu menyebut huruf-huruf pertama pada kata-kata tersebut, tapi ketika dilekatkan dengan huruf lain, dia ama mampu.
Casino Games - jtmhub.com
BalasHapusPlay 포항 출장안마 casino games online! In addition, it also 제천 출장마사지 offers a number of unique games to 광주광역 출장안마 suit your needs. A list of the best casino games 제주도 출장마사지 is 이천 출장안마